Total Pageviews

Sunday, 14 December 2014

Ulamak Islam berbeza dengan Ulamak Politik Pas Pakatan Rakyat

SIFAT SABAR ULAMAK MUKTABAR TERHADAP SIKAP PEMERINTAH TUJUAN MENGHINDARI PERPECAHAN UMAT ISLAM

Di zaman para Imam muktabar seperti Imam Ahmad bin Hambal, Muhammad bin Ismail, Muhammad bin Idris (as-Syafie), Ahmad bin Nuh, Ishak bin Rahawih dan ramai lagi, mereka menghadapi suatu masa di mana para penguasanya banyak melakukan perbuatan zalim dan bid’ah yang sangat teruk. Penguasa dimasa itu mengingkari sifat-sifat Allah. Para ulama dipaksa untuk menyokong kesesatan tersebut, tetapi para ulama tidak berganjak dengan perinsip-perinsip kebenaran. Para ulama diuji dengan berbagai-bagai siksaan. Ramai yang telah dibunuh, antara mereka ialah Ahmad bin Hashr. Walaupun keadaan ini sudah demikian sadisnya, namun tidak mendorong para ulama untuk keluar dari ketaatan dan tidak melakukan pemberontakan, tidak mencerca dan tidak memburuk-burukkan penguasa (pemimpin mereka).

(Lihat: Ad-Durar as-Sunniyah fil Ajwibah an-Najdiyah 7/177-178)

Dan Rasulullah Saw bersabda dalam hadits Ummu Salamah r.aha yang diriwayatkan oleh Imam Muslim;

“Sesungguhnya akan ada bagi kalian pemerintah yang kalian lihat melakukan yang ma’ruf dan kalian lihat melakukan kemungkaran. Siapa yang membenci (kemungkarannya) maka dia telah terbebas (dari ancaman Allah swt), dan siapa yang mengingkari (kemungkarannya) maka dia telah selamat (dari ancaman Allah swt), dan siapa yang rela dan mengikuti (kemungkarannya maka dialah yang akan dimurkai Allah swt).” Para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah kami memerangi mereka?” Rasulullah bersabda: “Tidak!! Selama mereka masih menunaikan shalat. Tidak!! Selama mereka masih menunaikan shalat.”

(HR Imam Muslim)

Keterangan:Menginkari dan membenci di sini maksudnya dilakukan dengan kalbunya, bukan dengan tindakan yang anarkis (Melakukan Pemberontakan) sehingga meruntuhlah kewibawaan pemerintah. Dan maksud “Selama mereka masih menunaikan shalat” artinya sebagaimana dalam hadits sebelumnya: selama tidak terbukti adanya kekafiran yang nyata yang ada landasannya dari Allah swt.

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, dan taatlah kalian kepada Rasul, dan juga kepada ulil amri dari kalian.”

(An-Nisa’: 59)

Ibnu Abbas Ra. berkata:
Rasulullah s.a.w. bersabda: “ Siapa yang membenci sesuatu dari pemerintahnya hendaknya SABAR. Sesungguhnya siapa yang KELUAR DARI PEMERINTAHNYA walau sekedar satu jengkal, kemudian ia mati,MATI DALAM JAHILIYAH “.

( HR - Hadis Bukhary Dan Muslim )

"Dan Sesungguhnya Inilah Jalan Ku Yang Lurus, Maka Ikutilah Dia (Muhammad ), Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan-jalan (Yang Lain), Kerana Jalan-jalan Itu Hanya Akan Mencerai-beraikan Kamu Daripada JalanNya."

(Al-An'aam 153)

BAGI MENGELAKKAN PERPECAHAN UMAT ISLAM (TIADA DUA PARTI ISLAM)

Syara' tidak pernah menghalalkan umat Islam menubuhkan dua parti Islam ataupun dua pemimpin dalam sebuah negara Islam. Larangan ini terdapat dalam beberapa hadis sahih antaranya ialah :

"Apabila dilantik dua orang khalifah* (pemimpin dalam sebuah negara Islam) maka bunuhlah yang terakhir antara kedua (perlantikan kedua"**
*Khalifah yang dimaksudkan dalam hadis-hadis ini ialah pemimpin atau ketua negara/kerajaan

**(H/R Bukhari 5/401. Muslim 3/1471. Ibn Majah 2/958. Dan Ahmad 2/297).

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas Bin Malik r.a berkata: Rasulullah s.a.w bersabda : ‘’ Ulamak itu sebagai orang yang memegang dan meneruskan amanat (tugas) para rasul, selama mereka tidak bercampur dengan raja(pemerintah) dan tidak terjerumus dalam keduniaan, maka apabila mereka telah bercampur dengan raja (pemerintah) dan masuk dalam keduniaan, maka pasti mereka mengkhianati para rasul (yakni menyalahi ajaran-ajaran rasul) maka jika sedemikian jauhilah mereka dan berhati-hati dari mereka ‘’.

Berkata Ibnu Abi Hatim rahimahullah:

“Ayahku telah menceritakan kepadaku, Amr bin Ali as-Sairafi telah menceritakan bahawa Abdu Rabbuh bin Bariq al-Hanafi telah menceritakan bahawa Simak bin al-Walid al-Hanafi berjumpa Ibnu Abbas di Madinah, beliau berkata kepadanya: Bagaimana menghadapi sikap penguasa yang telah menzalimi kita, mencela kita dan merampas sadaqah kita, bukankah kita harus mencegah mereka? Ibnu Abbas menjawab: Jangan! Biarkanlah mereka wahai Hanafi! Lalu beliau menambah: Wahai Hanafi! Al-Jamaah, al-Jamaah (peliharalah persatuan di bawah pemimpin) sebab hancurnya umat dahulu kerana perpecahan, apakah kamu tidak mendengar firman Allah: Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai”.

(Tafsir Ibnu Hatim 2/455. Tahqiq Dr. Hikmat Basyir Sayuti. Lihat: Ad-Darrul Mansur 2/285-286)

Sabda Rasullullah SAW
“Tiga perkara yang menyelamatkan hati seseorang Muslim dari kedengkian: Ikhlas dalam beramal kerana Allah, menasihati penguasa dan komitmen dengan jamaah kaum Muslimin”.

(Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad 4/80-82)

"Dan Sesungguhnya Inilah Jalan Ku Yang Lurus, Maka Ikutilah Dia (Muhammad ), Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan-jalan (Yang Lain), Kerana Jalan-jalan Itu Hanya Akan Mencerai-beraikan Kamu Daripada JalanNya."

(Al-An'aam 153)

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara”

(al-Hujurat 49: 10)

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka”.

(Ali Imran 3: 105)

Golongan Yang Kononnya Sebagai Pejuang Agama Dan Pendakwah yang keluar dari jalan lurus (Sunnah Rasulullah Saw) dan mereka berjalan di atas hawa nafsu pasti akan menimbulkan kerosakkan umat yang lebih besar daripada kerosakkan yang mereka fikir hendak menanganinya "

Surah Al-A'raf buat mereka yang faham

''Dan bacakanlah kepada mereka (wahai Muhammad), khabar berita seorang yang kami beri kepadanya (pengetahuan mengenai) ayat-ayat (Kitab) Kami. kemudian ia menjadikan dirinya terkeluar dari mematuhinya, lalu ia diikuti oleh Syaitan (dengan godaannya), maka menjadilah dari orang-orang yang sesat.''

(Surah Al-A'raf (175)

''Dan kalau Kami kehendaki nescaya Kami tinggikan pangkatnya dengan (sebab mengamalkan) ayat-ayat itu. Tetapi ia bermati-mati cenderung kepada dunia dan menurut hawa nafsunya; maka bandingannya adalah seperti anjing, jika engkau menghalaunya: ia menghulurkan lidahnya termengah-mengah, dan jika engkau membiarkannya: ia juga menghulurkan lidahnya termengah-mengah. Demikianlah bandingan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu supaya mereka berfikir.''

(Surah Al-A'raf (176).

No comments:

Post a Comment